Membangun jejaring komunikasi sesama pegiat maggot, dan perencanaan strategis untuk membangun jejaring, advokasi, audiensi bersama stakeholder
Selasa, 29 Desember 2020
Mewujudkan Pentahelix Dalam Pengelolaan Sampah Dan Ketahanan Pangan
Pengukuran Bio Massa Larva bsf Mengkonsumsi Sampah Daun Fermentasi Dengan Bakteri Bacillus Subtilis Dan Jamur Trichoderma sp
Senin, 28 Desember 2020
Panduan Biokonversi Menggunakan Maggot BSF
bisa download di panduan biokonversi bsf
Proses
Pengolahan Sampah Organik dengan Black soldier fly (BSF)
Paguyuban Pegiat Maggot
Ringkasan
Panduan ini akan menjelaskan proses biokonversi tersebut yang telah menjadi perhatian akhir-akhir ini. Penggunaan larva BSF sebagai pengolah sampah organik merupakan suatu peluang yang menjanjikan, karena larva BSF yang dipanen tersebut dapat berguna sebagai sumber protein untuk pakan hewan (ternak), sehingga dapat menjadi pakan alternatif pengganti pakan konvensional
Latar Belakang
Pengelolaan sampah di
daerah perkotaan merupakan salah satu hal yang paling mendesak dan merupakan
permasalahan lingkungan yang serius, dihadapi oleh masyarakat yang tinggal di
negara berkembang. Tantangan ini akan semakin meningkat karena adanya trend urbanisasi
yang terjadi dan tumbuh dengan cepat di populasi masyarakat perkotaan, selain
itu kita pun bisa merasakan perilaku konsumtif yang ada pada tatanan masyarakat
kita dan juga mempengaruhi terhadap permasalahan sampah itu sendiri.
dengan proporsi sampah organik mencapai 57% ; 40% sisa makanan (s.o.d)
menggambarkan bahwa proses pemanfaatan sampah organik belum optimal, padahal
kita mengetahui bahwa sampah organik tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan
kembali, baik itu menjadi kompos, biogas dan salah satu yang bernilai, adalah
konversi sampah organik menjadi pakan alternatif (biokonversi) salah satunya
menggunakan Black Soldier Fly.
Panduan ini akan
menjelaskan proses biokonversi tersebut yang telah menjadi perhatian
akhir-akhir ini. Penggunaan larva BSF sebagai pengolah sampah organik merupakan
suatu peluang yang menjanjikan, karena larva BSF yang dipanen tersebut dapat
berguna sebagai sumber protein untuk pakan hewan (ternak), sehingga dapat
menjadi pakan alternatif pengganti pakan konvensional.
Panduan ini dibuat
berdasarkan pengalaman yang melakukan operasional pengolahan sampah organik
menggunakan BSF dari Paguyuban Pegiat Maggot juga dengan kajian dari beberapa
referensi para akademisi di Universitas-universitas di Indonesia yang sudah
melakukan hal serupa dan beberapa lembaga internasional yang juga bekerja untuk
mengembangkan sistem ini.
Tinjauan Teori
A. Black
Soldier Fly (Hermetia ilucens)
BSF
termasuk dalam Ordo Diptera, Famili Stratiomydae. Jenis serangga ini dapat
ditemui di seluruh dunia yang wilayahnya beriklim tropis dan subtropis. Dalam
siklus hidup BSF, telur menandakan permulaan siklus hidup sekaligus berakhirnya
tahap hidup sebelumnya, di mana jenis lalat ini menghasilkan kelompok telur.
Lalat betina meletakkan sekitar 400 –
800 telur di dekat bahan organik yang membusuk dan memasukannya ke dalam
rongga-rongga yang terlindungi dari pengaruh lingkungan, telur bsf tersebut terjaga dari
ancaman predator, sinar matahari langsung yang dapat menghilangkan kadar air
pada telur dan terhindar dari air
sehingga akan mengakibatkan telur membusuk.
Pada umumnya, telur-telur tersebut menetas setelah empat hari. Larva yang baru menetas, yang berukuran hanya beberapa milimeter, segera mencari makan dan memakan sampah organik di sekitarnya. Larva akan memakan bahan organik yang membusuk tersebut dengan rakus, sehingga ukuran tubuhnya yang awalnya hanya beberapa milimeter akan bertambah panjanganya menjadi 2,5cm dan lebarnya 0,5cm, sedangkan warnanya menjadi agak krem.
Dalam kondisi optimal dengan kualitas dan kuantitas makanan yang ideal, pertumbuhan larva akan berlangsung +/- 18 hari. Namun, larva BSF merupakan serangga yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, yang mampu memperpanjang siklus hidupnya dalam kondisi yang kurang menguntungkan sekalipun. BSF hanya makan saat masih di fase larva. Maka, pada tahap perkembangan larva inilah mereka menyimpan cadangan lemak dan protein hingga cukup bagi mereka untuk berpuasa sampai menjadi lalat, kemudian menemukan pasangan, kawin dan bertelur (bagi betina) sebelum akhirnya mati.
Gambar
Siklus Hidup BSF
Nutrisi pada BSF yang
telah dikeringkan
Petunjuk Teknis
Habitat asli BSF
adalah pepohonan dengan ketinggian tertentu dan kerapatan tertentu pula, BSF
tidak makan hanya sedikit minum bahkan menghisap sedikit sari bunga semasa
hidupnya yang pendek, yaitu : 7 hari saja. Bsf dewasa akan kawin ketika berumur
4 – 6 hari, BSF jantan mati setelah kawin dan BSF betina mati tidak lama
setelah bertelur. Oleh karena itu dalam menyiapkan kandang atau rereang house
(rh) bsf sebaiknya disiapkan pula kondisi lingkungan yang asri sehingga nyaman
untuk bsf. Hal lainnya adalah jauhkan kandang atau rh dari keramaian karena
akan sangat berpengaruh kepada kondisi kawin dan bertelur bsf.
Suhu, Kelembaban Udara Dan Cahaya
Mereka nyaman
dalam suhu ruangan antara 29°C hingga 32°C (max 35°C), dengan kelembaban 40%
hingga 60%. Dalam pengamatan Kami bsf kawin di kelembaban 50% (plus – minus)
dengan suhu 32°C (max 34°C). Jika dingin BSF (baik lalat maupun larva) akan
cenderung diam, tidak aktif. Fase larva BSF membutuhkan suhu dalam reactor yang
lebih hangat sekitar 35°C, namun dalam suhu 45°C selama 2 (dua) jam
berturut-turut ia akan mati. Oleh karena itu aerasi atau sirkulasi udara yang
baik sangat dibutuhkan BSFL (BSF Larva), karena material organic yang
terfermentasi akan menghasilkan panas yang bisa mencapai suhu 60°C. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh ketebalan media organic yang menjadi sumber makanan
sekaligus tempat hidup (habitat) BSFL (BSF Larva) dan kepadatan media. Pada
fase larva yang sering disebut maggot tidak
menyukai cahaya, maka BSFL akan cenderung berada di dalam timbunan media dan
pakan nya. Kondisi media yang terlalu panas akan menyebabkan bsfl berada di
bagian atas media, kondisi ini biasa terjadi jika media BSFL kering dengan
kandungan air dibawah 25%.
Kandungan Air Pada Media
Bayi Larva / Maggot BSF
Dalam penelitian kami larva bayi,
day old larva (dol) ketika menetas dari telur akan mengalami penyusutun sebesar
30% dari bobot telur awal. Larva bayi/dol akan mencari tempat dan makanan yang
nyaman baginya, yaitu : bahan organic. Dengan makanan yang cukup (2 kg), per
gram telur setelah menetas di hari ke 9 (usia larva) atau hari ke 12 dari
telur akan mencapai bobot 500gram,
artinya 714 kali bobot awalnya hanya dalam 9 hari, Dengan kasgot / ppm (pupuk
padat maggot) kurang dari 200 gram (10%). Seiring pertumbuhannya kemampuan ini
menurun namun karena bobotnya semakin besar maka usia 9-11 hari fase larva
adalah masa dimana larva mampu menghabiskan s.o.d secara signifikan. Dalam
percobaan kami 1 gram telur dengan ketersediaan pakan (s.o.d) 2kg pada saat
menetas, di usia 11 hari fase larva bobotnya 600-700 gram dan mampu
menghabiskan s.o.d sebanyak 2kg kurang dari 24 jam (lukman 2020 tl-itb &
ppm)
Prepupa
BSFL dewasa akan mengalami
perubahan warna pada kulitnya menjadi lebih gelap, semakin tua kulitnya menjadi
coklat kehitaman atau terkesan hitam, hal ini diawali dengan semakin terlihat
jelas buku-buku pada kulitnya dan gerakannya semakin lambat. Pada fase ini BSFL
disebut dengan Pre/pra Pupa (sebelum pupa). Fase prepupa alaminya BSFL akan
mencari tempat yang lebih kering, kemudian menggali tanah dan kaku menjadi pupa
(fase metamorfosa) untuk menjadi lalat BSF. Fase ini umumnya dimanfaatkan oleh
para pembudidaya BSF sebagai masa panen. Kondisi kandungan air sangat
menentukan dalam upaya panen yang tidak memerlukan bantuan apa-apa lagi. Namun
dalam kondisi suhu yang lebih dingin pre pupa akan cenderung berdiam diri
sehingga migrasi BSFL yang dijadikan keuntungan pembudidaya untuk panen tidak
terjadi. Oleh karena itu menjaga kondisi suhu dan kandungan air menjadi kunci
utama fase migrasi. PPM melakukan pengujian terkait pengaruh suhu ruangan dan
suhu reactor terhadap kemampuan prepupa bermigrasi, menyimpulkan bahwa : suhu
reactor 35°C mampu membuat prepupa migrasi hingga 300% dibanding suhu reactor
33°C. Dan suhu reactor sangat dipengaruhi oleh suhu ruangan dan kepadatan media,
sisi lain media yang terlalu padat dan menumpuk akan mempersulit prepupa
bermigrasi. Oleh karena itu pada fase ini ketebalan media dijaga untuk tidak
melebihi 10 cm, dengan tetap diberikan s.o.d 50% dari dari fase larva dewasa.
Maka sebelum melakukan pemberian s.o.d lakukan pengurangan media di posisi
paling atas dengan tidak membawa larva / prepupa. Dengan demikian kondisi media
akan selalu tetap terjaga ketebalannya. Tujuan pemberian 50% s.o.d pada fase
ini adalah untuk tetap menjaga kondisi media yang terfermentasi sehingga tetap
hangat (>35°C).
Pada kondisi tertentu prepupa tetap
tidak bermigrasi meskipun suhu sudah >35°C maka perlu dilakukan pembasahan
pada dinding-dinding reactor dan sebagian media dengan air secukupnya dengan
tetap menjaga suhu reactor >35°C
Cahaya
BSF membutuhkan cahaya yang cukup
untuk kawin dan bertelur sedangkan BSFL (larva/maggot) sensitive terhadap
cahaya. Sehingga salah satu faktor yang menyebabkan BSFL tidak bermigrasi
adalah cahaya yang menyinari reactor. Dalam kondisi prepupa untuk menjadi pupa
bahkan BSFL harus benar-benar terhindar dari cahaya. Prepupa yang terpapar
cahaya terus menerus akan menyebabkan BSFL berganti kulit terus, hingga
tubuhnya mengecil dan akhirnya mati.
Waktu Dan Fase-fase Pada BSF
- Profesor (riset) DR. Ir. Agus Pakpahan (dalam berbagai kesempatan)
- Black Soldier Fly (Hermetia illucens) sebagai Sumber Protein Alternatif untuk Pakan Ternak - (Black Soldier Fly (Hermetia illucens) as an Alternative Protein Source for Animal Feed) - April Hari Wardhana - Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata No. 30, Bogor 16114, WARTAZOA Vol. 26 No. 2 Th. 2016 Hlm. 069-078 DOI: http://dx.doi.org/10.14334/wartazoa.v26i2.1218
- Kumpulan pengalaman praktek teman-teman ppm di berbagai daerah.
Profil Paguyuban Pegiat Maggot (PPM) Nusantara
Profil
PPM (PAGUYUBAN PEGIAT MAGGOT) NUSANTARA
Nama Komunitas : PAGUYUBAN PEGIAT MAGGOT (PPM)
Pembina
:
1.
Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan MS.
2.
Dr.Ir. Anang Sudarna, M.Sc., Ph.D c.
3.
Kolonel Laut (T) Ahmad Alfajar, S.T.,
Ketua :
Muhammad Ardhi Elmeidian
Seketaris : Lukman Maulana S.P.
Humas : Yuda Suryasa
Sjaerodji, S.Ds., M.Ds.
Bidang
Organisasi :
1. Bidang
Hulu Persampahan
2. Bidang
Penelitian dan Pengembangan
3. Bidang
Kerjasama dan Integrasi
4. Bidang
Publikasi dan Kampanye
5. Unit
Usaha PPM
6. Coordinator
Provinsi dan Kabupaten/Kota
Alamat : Komplek Griya Cempaka Arum Blok B3 No.69
Kota/Kabupaten : Bandung
Telepon : 0817215149
Email : ppm.bsf@gmail.com
Youtube : ppm bsf
fb fanpage : @ppm.bsf
ig : @ppm.bsf
Sejarah Singkat PPM (Paguyuban Pegiat Maggot)
Dimulai dari
kiprah pendiri ppm di dunia persampahan Kota Bandung, didasari dengan pemikiran
bahwa tidak ada ciptaan dari Sang Maha Pencipta yang sia-sia (ardhi 2006),
termasuk sampah. Dan tantangan dari sebuah forum di Kota Bandung untuk focus dalam
penanganan sampah organic (fhb 2009). Pendiri ppm mengambil peran tersebut
untuk focus kepada sampah organic hingga hari ini. Bukan tanpa sebab
memfokuskan diri pada sampah organic sejak dari awal sudah terpikir bahwasannya
sampah organic adalah jenis sampah terbesar dari komposisi sampah pada umumnya,
maka dengan menyelesaikan sampah organic maka masalah terbesar dari isu
persampahan selesai sudah. Karena sampah adalah konsekuensi hidup lebih khusus
sampah organic adalah jenis sampah yang secara natural (sunnatullah) pasti
dihasilkan oleh makhluk hidup maka persoalan ini seharusnya bukan soal, bahkan
seharusnya segala sesuatu yang datangya dari Pencipta seharusnya menjadi
Rahmat. Berdasarkan keyakinan ini maka terpikir untuk mengembalikannya (sampah
organic) kepada alam, dengan cara-cara alami. Cara terbaik (cepat dan
bermanfaat) adalah dengan menjadikannya sebagai pakan ternak (biokonversi), dan
untuk melengkapi nutrisi dari pakan ternak ini sejauh ini biokonversi bsf
adalah cara termurah, termudah dan bermanfaat (memiliki value)
2014 bersama
Letkol Ahmad Al Fajar melaui jalan Ibu Ria Ismaria kami menemui Prof Agus
Pakpahan di Desa Ciburial Cimalaka Kabupaten Sumedang, untuk mempelajari BSF
kepada ahlinya, dimana ketika itu sangat sedikit kalau tidak bisa dibilang
belum ada yang memiliki keahlian mendalam tentang BSF.
2015, 2016,
2017 ditawarkan metode ini kepada pemerintah setempat, karena terasa amat
lambat terjunlah kami ke masyarakt, memulainya di Kelurahan Cisurupan Kota
Bandung, berdatangan berbagai elemen masyarakat dengan tujuan beragam,
terbentuklah Paguyuban Pegiat Maggot, awalnya bernama PPM Jawa Barat karena
kebanyakan kami warga Jawa Barat, namun tidak lama berselang hadir beberapa
teman-teman dari luar Jawa Barat bahkan dari luar pulau Jawa, maka untuk
merepresentasikan teman-teman yang lain, kami namakan PPM Nusantara.
Alhamdulillah
hingga hari ini (2020) setidaknya ada 600 an lebih peminat budidaya bsf dengan
berbagai tujuan dan dasar pemikiran dari 27 provinsi. Yang telah eksis dalam
budidaya bsf dan membantu pemerintah dalam pengurangan sampah organic dapur
(s.o.d) tercatat dalam data ppm sebanyak 299 orang dari 19 provinsi, 60% di
Jawa Barat, dan telah berkontribusi mengurangi sampah organic dapur sebanyak
lebih dari 50 ton per hari (secara kolektif), dan menghasilkan maggot bsf
dikisaran 12 ton perhari (kolektif). Artinya ada efisiensi pakan ternak
sebanyak 12 ton perhari.
VISI&MISI :
Visi PPM (PAGUYUBAN
PEGIAT MAGGOT)
Menjadi komunitas yang mengkaji dan bergerak
menjaga lingkungan hidup, utamanya pengolahan sampah organic dengan biokonversi
menggunakan Black Soldiers Fly (BSF) yang hasilnya adalah sumber protein (pakan
ternak) dan pupuk hayati.
Misi PPM (PAGUYUBAN
PEGIAT MAGGOT)
- Melakukan sosialisasi pengolahan sampah organic biokonversi bsf
- Melakukan kajian berbagai ilmu pengetahuan tentang pengolahan sampah organic biokonversi BSF.
- Berupaya menjadi wahana titik temu (facilitator) bagi tersalurnya gagasan –gagasan perbaikan/solusi terkait dalam pengurangan sampah organic di sumber dengan biokonversi.
- Mendorong seluas-luasnya partisipasi pemerintah, pengusaha dan public dalam penyikapan kondisi persampahan terkini.
- Membentuk dan mengembangkan komunitas public yang peduli dan sadar akan kelestarian alam.
Target/Sasaran : Masyarakat,Pelajar, Mahasiswa, Guru PLH, Hutan, Pariwisata dan Kebudayaan
PORTOFOLIO KEGIATAN :
|
1 |
2018 Maret hingga sekarang |
Membantu peternak baik ikan maupun unggas dalam
aplikasi pakan alternative berprotein tinggi di berbagai daerah seluruh
Indonesia dan Luar Negeri mengaplikasikan BSF sebagai solusi persampahan dan
pakan ternak dan ikan. |
|
2 |
2018 September |
Workshop Biokonversi BSF kerjasama dengan
agripreneur ganesha dan SITH ITB di LabTek ITB Jatinangor Sumedang (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/298103347677419) |
|
3 |
2018 Oktober |
Workshop Biokonversi BSF kerjasama dengan
agripreneur ganesha dan SITH ITB di Aula Kelurahan Sukaasih Kota Bandung (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/312884826199271) |
|
4 |
2018 November |
Audiensi dengan Direktur Pengelolaan Persampahan
Ditjen PSLB3 – KLHK, Bapak Novrizal Tahar (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/330825951071825) Nara Sumber di Kecamatan Bojongloa Kaler Kota
Bandung (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/324833691671051) |
|
5 |
2019 Februari |
Citarum Expo (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/382660215888398) |
|
6 |
2019 Maret |
·
Audiensi
dengan Walikota Bandung Oded M Danial (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/396940814460338) dilanjutkan dengan koordinasi dengan Wakil
Walikota Bandung, Kadis LHK Kota Bandung dan Kadis PangTan Kota Bandung
berserta jajarannya di Balai Benih Ikan Cibiru Kota Bandung (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/399817107506042) |
|
7 |
2019 Juni |
·
Kerjasama
dengan Pertamina TBBM Bandung Grup CSR MOR III. Lokasi RW 02 Kelurahan
Cipamokolan Kecamatan Rancasari Kota Bandung (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/456929768461442) ·
Narsum
sosialisasi KangPisMan dengan biokonversi BSF di Kelurahan Palasari Kecamatan
Cibiru Kota Bandung (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/450254279128991) ·
Workshop
dengan CSR Pertamina RU Balongan (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/446003576220728) |
|
8 |
2019 Juli |
·
Memulai
biokonversi BSF di Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiara Condong Kota
Bandung (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/369691463851940) ·
Sosialisasi Pembangunan Sarana Dan Prasarana
Pengelolaan Sampah Terpadu Kabupaten Subang (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/465679664253119) |
|
9 |
2019 Agustus |
Narsum Workshop Kampung Ramah Lingkungan (KRL)
Kabupaten Bogor (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/488107162010369) |
|
10 |
2019 Oktober |
Koordinasi sekaligus melaporkan kegiatan PPM
kepada Direktur Pengelolaan Persampahan Ditjen PSLB3 Bapak Novrizal Tahar (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/521313272023091) |
|
11 |
2019 November |
Bersama Kasi Ekbang Kelurahan Rancabolang
Kecamatan Gedebage memulai pengurangan sampah organic di TPS Rancabolang (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/561256011362150) |
|
12 |
2019 Desember |
Audiensi dengan Dirjen PPKL KLHK Bapak
Karliansyah (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/569967853824299) |
|
13 |
2020 Januari |
Kerjasama dengan Pertamina EP Tambun CSR di Kota
Bekasi (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/612788946208856) |
|
14 |
2020 Februari |
·
HPSN Jawa
Barat ·
Narsum ICMI
Jabar FGD : Pengembangan Teknologi Kearifan Lokal Untuk Pemulihan Lingkungan. |
|
15 |
2020 Mei - Juli |
·
Audiensi
dengan DLH DKI Jakarta via online (webex) Kolaborasi Wajah Baru Pengelolaan
Sampah ·
Meeting
online dengan DLH DKI Jakarta via online (webex) detil biokonversi BSF ·
Memfasilitasi
DLH DKI Jakarta dengan Pertamina MOR III untuk CSR di Ciracas Jakarta Timur (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/721636788657404) ·
Audiensi
dengan DLH Jawa barat ·
Rencana
kerja sama dengan Prof Agus Pakpahan Yayasan Jaya Esni di Cimalaka Sumedang
Jawa Barat ·
Realisasi CSR
TBBM Bandung Grup, MOR III Pertamina di TPS Rancabolang Kelurahan Rancabolang
Kecamatan Gedebage Kota Bandung (https://web.facebook.com/ppm.bsf/posts/707973700023713) |
|
15 |
2020 Agustus - September |
·
Narsum
online Membangun Ketahanan Pangan Melalui Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Yang Integrated Di Kabupaten Bogor. ·
Bersama
HIPAKAD Sumedang memfasilitasi Kodim Sumedang kunjungan ke fasilitas BSF Prof
Agus Pakpahan di Ciburial – Cimalaka – Sumedang. (https://www.facebook.com/ppm.bsf/posts/762710161216733) ·
Audiensi
dengan BP2D Jawa Barat (https://www.facebook.com/ppm.bsf/posts/766110194210063) ·
Mendampingi
Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI Melihat Metode Biokonversi BSF Bersama
Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 di Kota Bekasi (https://www.facebook.com/ppm.bsf/posts/768335033987579) ·
Mendampingi
MIF (Manglayang Integrated Farm) mengolah s.o.d dengan biokonversi bsf. ·
Bimbingan
Teknis Online (zoom) DLH DKI Jakarta (https://www.facebook.com/ppm.bsf/posts/786694735484942) |
|
16 |
2020 Oktober |
·
Musyawarah
Nasional PPM N ke 1 |
|
17 |
2020 November |
·
Rapat
Konsultasi Dan Laporan Kinerja PPM 2020 dengan Direktur Pengelolaan Sampah
Ditjen PSLB3 KLHK Bapak Novrizal Tahar. |
PROGRAM KERJA (3 TAHUN KE DEPAN):
- Audiensi dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota instansi terkait persampahan.
- Audiensi dengan Kementrian terkait persampahan, peternakan, dan perikanan.
- Mendorong stake holder persampahan dan peternakan serta pertanian untuk bersinergi dalam upaya-upaya merealisasikan budi daya bsf yang hulu hingga hilirnya terkait dengan kepentingan masing-masing.
- Melakukan sosialisasi ke daerah-daerah yang bermasalah dalam penanganan sampah.
- Membuat jaringan budidaya bsf.
- Membuat jaringan market hasil budidaya bsf.
- Membuat kerangka acuan kerja (k.a.k) dan petunjuk pelaksanaan aplikasi biokonversi bsf dalam pengolahan sampah dan peternakan serta pertanian.
- Mendampingi wilayah-wilayah dampingan.
- Menginkubasi pembudidaya di berbagai daerah.
PPM adalah kumpulan orang-orang yang di
dalamnya terdapat berbagai latar belakang dengan pandangan yang sama, yaitu :
sampah bukan masalah, bahkan bisa menjadi berkah. Utamanya adalah sampah
organic yang prosentasinya paling banyak, 58% menurut klhk tahun 2008. Dengan
biokonversi bsf sampah organic bisa habis kurang dari 24 jam dengan komposisi
yang tepat. Disisi lain hasil dari biokonversi adalah protein yang tinggi 40
-50% . Protein sangat dibutuhkan untuk peternak, protein di pasaran pakan
ternak langka dan mahal harganya.
Dengan melakukan budidaya bsf, secara
langsung ataupun tidak telah berkontribusi dalam pengurangan sampah organic.
Dua hal yang didapatkan dengan budidaya bsf : menyelesaikan sampah organic yang
prosentasinya besar sekaligus menjadi solusi alternative pakan ternak.
PPM berupaya melakukan berbagai hal
terkait budidaya bsf dimana bahan baku utama pakan nya adalah sampah organic.
PPM melakukan pendampingan, pembinaan, memberikan solusi dan melakukan berbagai
inovasi baru terkait biokonversi dan sampah organic.
MINUTES OF MEETING - ZOOM MEETING KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP BERSAMA PAGUYUBAN PEGIAT MAGGOT NUSANTARA
KAMIS 10 APRIL 2025 PROLOG Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, merupakan sebuah kesempatan yang baik d...
-
KAMIS 10 APRIL 2025 PROLOG Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, merupakan sebuah kesempatan yang baik d...
-
Profil PPM (PAGUYUBAN PEGIAT MAGGOT) NUSANTARA Nama Komunitas : PAGUYUBAN PEGIAT MAGGOT (PPM) Pembina ...
-
Update dari yang dilakukan Paguyuban Pegiat Maggot - BSF Nusantara paska webminar 16 april 2022 lalu, dikombinasikan dengan data yang Kami...














