TANGGAPAN PIDATO MENTERI KLHK DI HPSN 2021
Akhirnya
saya ingin mengajak kita semua untuk kiranya menjadi fokus kita bersama kita
jadikan HPSN 2021 sebagai milestone untuk bergerak, bekerja dan menjadi
masyarakat yang produktif bersama, dengan kolaborasi membangun pengelolaan
sampah yang lebih baik melalui upaya-upaya :
Pertama, Memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam
melaksanakan pengelolaan sampah dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku
ekonomi;
Kedua, Memperkuat partisipasi publik dalam upaya menjadikan sampah
sebagai bahan baku ekonomi melalui gerakan memilah sampah; dan
Ketiga, Memperkuat komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha
lainnya dalam implementasi bisnis hijau (green business) dengan
menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi.
Selaku
penanggungjawab pengelolaan sampah nasional saya mengajak
aparat pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dunia usaha, LSM dan komunitas,
organisasi kemasyarakatan, pelajar dan mahasiswa, organisasi keagamaan,
pesantren, organisasi perempuan, ibu-ibu PKK, organisasi kepemudaan, organisasi
profesi dan semua pihak, serta masyarakat luas untuk bergerak dan bekerja dalam
tugas, tanggung jawab, kewenangan, dan kompetensi masing-masing membangun era
baru pengelolaan sampah di Indonesia yang menempatkan:
1) memegang prinsip bahwa pengurangan sampah dan penanganan
sampah sama pentingnya,
2) mendorong perilaku minim sampah sebagai budaya baru
masyarakat Indonesia,
3) mengembangkan sirkular ekonomi dan aplikasi teknologi
ramah lingkungan sebagai fondasi waste to resource,
4) melangkah dalam kolaborasi yang efektif, kreatif dan
membangun kebersamaan, gotong royong; serta
5) pemrosesan akhir yang berwawasan lingkungan. Semua itu
merupakan upaya kita bersama untuk mewujudkan Indonesia Bersih, Indonesia Maju,
dan Indonesia Sejahtera.
Mari kita bersama-sama berkomitmen, berniat dan
bekerja implementasi dengan tulus, lagi-lagi untuk membangun Indonesia yang
lebih baik, Indonesia yang lebih maju dan lebih sejahtera. Terima kasih.
(Sambutan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Dalam Acara Hari Peduli Sampah
Nasional /HPSN yang diselenggarakan secara online)
Dari angka prosentase
timbulan sampah di atas menyatakan sampah sisa makanan memiliki prosentase
tertinggi yaitu 41,3%. Angka ini bagi Paguyuban Pegiat Maggot (nusantara)
adalah potensi besar untuk dijadikan bahan baku ekonomi sebagaimana disampaikan
Ibu Menteri dalam sambutannya. Hanya saja dalam aplikasi dilapangan Kami/PPM
belum melihat keseriusan pemerintah sebagai penganggung jawab operasional persampahan (mengutip
ucapan menteri LHK) memanfaatkan 41,3% potensi ini menjadi bahan baku ekonomi.
Terkait dengan target
pemerintah dengan 30% pengurangan dan 70% penanganan, meskipun dilapangan masih
menjadi bahan perdebatan mengenai 30% pengurangan ini. Kami Paguyuban Pegiat
Maggot (nusantara) dengan jejaring tersebar di 27 provinsi memberikan masukkan
secara terbuka kepada Ibu Menteri LHK bahwasannya 30% pengurangan itu hanya
dapat dilakukan jika mengolah sampah sisa makanan yang 41,3% tersebut. Dengan
tidak mengabaikan pengolahan sampah lainnya.
Angka tertinggi timbulan sampah berdasarkan sumber
secara berturut-turut sebagai berikut :
1. Tertinggi
Pertama Sampah berasal dari Rumah Tangga sebesar 32,6%
2. Tertinggi
ke dua Sampah berasal dari Pasar Tradisional sebesar 21%
3. Tertinggi
ke tiga Sampah berasal dari Perkantoran sebesar 16,8%
4. Tertinggi
ke empat Sampah berasal dari Pusat Perniagaan sebesar 9,2%
5. Tertinggi
ke lima Sampah berasal dari Kawasan sebesar 8,5%
Upaya pengurangan sampah terkirim ke TPA dengan
melakukan pengolahan sebaiknya dilakukan dengan skala prioritas ; melihat
kondisi sampah. Paguyuban Pegiat Maggot
(nusantara) telah bergerak melakukan pengolahan sampah sisa makanan baik yang
berasal dari berbagai sumber.
Pengolahan dengan metode biokonversi bsf menggunakan larva/maggot bsf. Tercatat
51 ton lebih per hari sampah organic telah kami olah dengan metode ini.
Keterangan :
Dengan melakukan biokonversi bsf di :
- rumah tangga maka pengurangan bisa mencapai 13,46%, hal ini mungkin dan sedang dilakukan namun bergerak perlahan.
- pasar tradisional maka pengurangan bisa mencapai 8,67% (bahkan lebih, mengingat sampah pasar 80% putrescible, damanhuri), jika sampah putrescible 80% maka angka sebenarnya adalah 16,80%, hal ini sangat mungkin dilakukan.
- Perkantoran pengurangan bisa mencapai 6,94%, hal ini sangat mungkin dilakukan.
- Pusat Perniagaan maka pengurangan bisa mencapai 3,8% (bahkan lebih, mengingat sampah pasar 70% putrescible, damanhuri), jika sampah putrescible 70% maka angka sebenarnya adalah 6,44%, hal ini sangat mungkin dilakukan.
- Dengan melakukan pengolahan sampah sisa makanan di pasar dan pusat perniagaan, pengurangan bisa mencapai 23,24%.
Sampah Sisa Makanan Bahan Baku Biokonversi BSF
Penggunaan larva BSF sebagai
pengolah sampah organik merupakan suatu peluang yang menjanjikan, karena larva
BSF yang dipanen tersebut dapat berguna sebagai sumber protein untuk pakan
hewan (ternak), sehingga dapat menjadi pakan alternatif pengganti pakan
konvensional serta hasil sampingannya adalah pupuk cair berasam amino tinggi
dan kompos. BSF mampu mengkonversi sampah organic hingga beberapa kali bobot
tubuhnya kurang dari 24 jam. Circular
Economy dalam Prinsip Pengolahan Sampah
Organik berpedoman pada prinsip mengurangi sampah dan memaksimalkan sumber
daya yang ada.
PPM telah beberapa kali bertatap muka baik langsung
maupun virtual dengan Direrktur Pengelolaan Sampah Direktorat Jenderal PSLB3
Bapak Novrizal Tahar. Di 2020 PPM mengadakan Musyawarah Nasional secara online
dengan rekomendasi hasil MUNAS tersebut sebagai berikut :
Hasil Musyawarah
Nasional
Paguyuban Pegiat
Magot (PPM) Nusantara Ke I
Tahun 2020
Rekomendasi
- Menyarankan Direktorat Pengelolaan Sampah untuk melakukan percepatan Revisi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Dan Recycle Melalui Bank Sampah, PPM BSF siap membantu;
- Percepatan dalam melaksanakan Pengolahan Sampah Organik dengan Biokonversi Magot BSF, para peserta Munas menyarankan agar Pusat Pelatihan Masyarakat dan Generasi Lingkungan Badan Pengembangan SDM dan Direktorat Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 Kementerian LHK untuk memperbanyak program dan kegiatan pembinaan, pelatihan dan bimbingan teknis serta fasilitasi lainnya kepada anggota PPM Nusantara;
- Disarankan adanya Percontohan (Demplot) pengolahan sampah organik dengan biokonversi Magot BSF yang cukup besar dan dikelola secara professional di tiap Kabupaten/Kota atau sekurang-kurangya di tiap Provinsi.
- Pengolahan sampah organik dengan biokonversi BSF seyogyanya menjadi bagian dalam pembangunan BSI, PDU dan TPS3R.
- Menyarakankan Kementerian LHK untuk menjadi pelopor Pengolahan Sampah Organik dengan Biokonversi BSF sebagai Gerakan Nasional.
- Merekomendasikan adanya Peraturan atau Keputusan Bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pertanian, Menteri PUPR, serta Menteri Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal tentang Gerakan Nasional Pengolahan Sampah Organik Berbasis Masyarakat.